Kamis, 08 Maret 2012

Surat Untuk Mama


DEAR MAMA…

Setiap malam aku mengingatmu. Mengingat semua janji-janji yang dulu pernah kita ucapkan bersama. Ku ingat senyuman, belaian, kecupan yang dulu pernah kau berikan padaku.

Setiap detik waktu yang kulakukan slalu berbeda dengan yang kujalani bersamamu dulu. Sehingga kini kurindu semua yang dulu kita lakukan bersama. Aku tau, aku mengerti waktu yang dulu tak bisa diputar lagi, tapi apa salahnya jika aku melamunkan, jika aku bermimpi, mengkhayalkan. Karna itu adalah hal-hal yang bahagia bagiku. Ingin rasanya ku tukar masa remajaku dengan segumpal kenangan bersamamu.
Mama, apabila dunia ini akan berubah seratus kali lebih canggih. Aku tak akan pernah melupakanmu. Karna kau yang membuatku bertahan hidup sampai detik ini. Walaupun Allah yang menghendaki nyawaku, namun engkaulah salah satu utusannya yang mengubahku, menjadi sosok wanita yang sempurna.

Tetesan-tetesan air susumu yang membekali hidupku, yang rasanya sangat berharga bagiku. Sampai saat ini tetesan-tetesan air susu itu masih mengalir di darahku, yang mengubah menjadi rasa cinta, rasa sayang untukmu. Andai, nyawaku bisa ditukar dengan nyawamu. Maka izinkanlah aku untuk tidur selama-lamanya. Karna dengan itu aku akan tenang, aku yakin kau pasti akan mendo’akanku. Namun aku?

Mama maafkan aku. Ku akui aku memang anak yang pernah berkata “Ah” pada mu.
Mama terima kasih atas tumpangan rahimmu untuk aku hidup sembilan bulan
Mama terima kasih ingin mempertaruhkan segalanya bagiku
Rasanya aku menjadi orang paling beruntung mempunyai mama sepertimu
Kini hanya do’a yang bisa menggantikan semuanya
Hanya air mata yang bisa menghapuskan kerinduan sesaat
Namun itu  hanya sesaat,
Aku tak sanggup hidup tanpamu
Namun bagaimana lagi hidupku? Walaupun sang ayah memilihkan seribu wanita di dunia ini. Namun, tak ada seorangpun yang bisa menggantikan cintamu dihatiku…

Mama….
Mau makan aku mengingatmu, yang dulu menyulangku setiap saat
Mau tidur aku mengingatmu, yang dulu menghelus-helus rambutku
Walaupun kau tlah tiada, tetapi  bekas kasih sayang mu, kehangatanmu, ketulusanmu, didikanmu, ingatanmu masih ada dalam jati diriku yang akan ku bawa nanti jika aku kelak menjadi sosok seorang ibu. Seperti dirimu yang selalu melimpahkan dan memberikan cinta kasihmu, disetiap nafasku, setiap detak jantungku, dan setiap darahku yang masih mengalir. Kau  akan selalu ada dihatiku, jiwa, bahkan dalam setiap hari-hariku.

Mama bukti apa yang bisa aku persembahkan? Cukupkah hanya do’a dan derai air mata?
Setelah terlalu sering menyakitimu, sulit. Bahkan sangat sulit untuk menemukan becah atau garis kekecewaan, kebencian diwajahmu.

Ya, Rabb…
Dari surga  manakah hatinya tercipta? Selalu kutemukan kesabaran, kemuliaan yang terpancar di hatinya.

Kaulah yang terbaik dan terindah yang pernah aku miliki dan yang selalu ada dihidupku
Air laut tak cukup untuk menjadi tinta penulisan segala jasa-jasa mu
Tujuh lapis langit pun tak cukup untuk menggambarkan semua keindahan yang telah kau berikan padaku
“Walau  aku hanya merasakannya sesaat namun itu bagaikan seribu tahun merasakan kebahagiaan bersamamu”
Mama hanya satu kalimat yang bisa aku ucapkan untukmu …yaitu :
I LOVE YOU

"Mama, Tunggu Aku disurga-Nya"

BANDA ACEH,
22 DESEMBER 2008

Tulisan ini mendapat Juara 1 pada lomba 'Menulis Surat Cinta Untuk Ibu' se SMAN 4 Banda Aceh pada Tahun 2008 dalam rangka memperingati hari ibu nasional.

0 komentar:

Posting Komentar