Ini sebuah surat. Surat biasa, sangat biasa. Aku miskin kata, miskin tinta bahkan aku miskin cerita. Karena itu telah hampa aku rasakan. Surat ini aku titipkan untuk mama, aku hantarkan untuk mama. Beliau yang telah pergi meninggalkan semua kisah sepuluh tahun yang lalu. Yang meninggalkan gadis kecilnya diantara ramainya manusia, ditengah hebatnya masalah dan diakhir habisnya air mata ini.