Kamis, 08 Maret 2012

Hidup pada sesosok


Kududuk sendiri melihat pesona alam yang penuh warna,indah bahkan sangat
Indah ciptaan tuhan,namun mengapa tak ada indahnya dihidupku ini ?


“Ira,minum obat dulu…”suara itu membuyarkan semua lamunanku
“bentar lagi ah…bosan selalu harus minum obat!” jawabku dengan asal
“iya,kalau tidak,kapan sembuhnya?” pertanyaan itu rasanya membunuh semua rasa gembira ku.
“udah ngak usah minum obat.bikin rugi aja beli obat,ntar juga mati kan ujung-ujungnya.” Jawabku sambil mengeluarkan air mata
“oh,tuhan… kenapa ira,berfikiran seperti itu?”
“sudah,taruk saja disitu obatnya! Dan tinggalkan aku sendiri.”
Akhirnya,Wanita  itu pun keluar dari kamarku yang sudah tak bagus lagi pemandangannya.baju kotor dimana-mana,buku-buku sekolahku pun hanya ku serakkan diatas lantai.aku sekarang sedang meneteskan air mata di atas tempat tidur.
“mungkin tuhan sayang pada ku.sehingga sangking sayangnya dia menitipkan satu penyakit yang harus ku derita dalam setiap hari-hariku.”  Hanya kata-kata itu yang menghangatkan hatiku bahwa tuhan masih sayang padaku.

***
Ketika ku buka mata yang pertama kali kulihat adalah langit-langit kamarku,ketika mata sudah sanggup berkedip aku bangun,mengambil handuk
Dan lekas segera mandi.air hangat yang disediakan bunda membuat tubuh ini merasa segar dan aku turun seperti biasanya.
“Ira,ngak usah kesekolah hari ini ya!”kata ayah dengan lemah lembut.aku tau apa yang dia maksudkan.dia hanya mau melihat aku tidur diatas tempat tidur dan tak lupa makan dan minum obat yang cukup banyak dan yang bagiku itu semua tak ada manfaatnya.bukan obat yang akan menyembuhkanku,tapi Allah yang akan menyembuhkanku.
“ngak,hari ini ira ada ulangan b.inggris!”
“tapi,kamu masih lemas! Badan kamu belum seimbang sayang!”
“enggak! Sekali ira bilang enggak yaudah berarti ngak.ira tetap mau sekolah!”
“tapi….”
“yaudah,ira sekolah.tapi,jangan lupa diminum dulu obatnya ya nak!”kata bunda dengan lemah lembut.
“iya….”
Nama ku Ira,Umurku baru 15 tahun,aku punya penyakit yang kata dokter itu sulit dan bahkan belum ada obatnya untuk sembuh.karena ada salah satu benturan diotak kecilku,sehingga membuat aku cepat lelah dan tubuhku tidak seimbang.
“Ira,hati-hati ya,nak !”pesan bunda yang selalu mengkhawatirkan keadaanku.
“iya…”jawabku dengan penuh kecuekkan,aku kurang suka dengan ayah yang terlalu cepat menikah lagi dengan bunda.padahal ibu waktu itu baru 2 tahun meninggal dan aku masih berumur 10 tahun.sehingga faktor itulah yang aku kurang menyukai bunda,aku tau dia sudah menggangapku sebagai anaknya sendiri,dia juga sangat baik dan sangat sayang padaku.tapi aku tidak bisa menerima dia untuk jadi sosok pengganti ibu dihatiku.

***
Ku berjalan menyusuri koridor sekolahku.Dengan hati yang gembira,namun jalanku masih tak seimbang.sesampaiku di kelas,aku melihat teman-temanku rasanya mereka tak ada yang mempunyai hidup serumit kehidupanku.
“Ira,udah sembuh?” sapa Rina teman sebangkuku
“Udah mendingan…”kata ku dengan terbata-bata dan hitammmm

***
“Ira,kan udah ayah bilang jangan kesekolah dulu!” kata ayah yang membangunkanku
“Ira,udah sadar sayang ?” kata bunda menanyakkannya padaku
“Ira dimana bunda?” Tanya ku dan mencoba untuk mengangkat tubuh yang berat ini.
“Dirumah sakit.tadi,ira pingsan disekolah!”

Aku menangis lagi,rasanya aku ingin bersekolah lagi seperti mereka.seperti teman-temanku.aku baru duduk di kelas 1 SMA !
“aku tak tau tuhan sayang atau benci padaku.yang aku ketahui tuhan menyayangi semua makhluknya.”

***
Sudah sebulan aku tak kesekolah,yang ada hanya para guru yang kerumahku.
Aku hanya bisa melihat benda-benda disekitar kamarku,semua barang-barang yang aku mainkan dulu,sekarang tak bisa lagi aku mainkan,mereka sudah ditutupi dengan debu-debu.
Oh,tuhan mengapa kau siksa aku dengan cara seperti ini? Mengapa tidak kau temukan saja aku dan ibuku disurga.aku lelah hidup seperti ini.

“Ira makan dulu ya!”
“Ira,mau makan sendiri aja bunda! Ira kan bukan anak kecil.”
“yaudah,coba belajar lagi.supaya jangan kaku!”
“sudah,ira bosan selalu bunda yang mengajarkan,ira udah Gede’ bunda bukan anak kecil lagi.” Jeritku dengan mengeluarnya air mata.
“jangan nangis bunda! Maafin Ira”
“aku tak mau orang menangis karna penderitaanku ini.
Biarlah hanya aku yang merasakannya…
Cukup aku ,,,
Tak ingin semua orang menderita karena aku…”

Disela aku hanya tidur diatas tempat tidur dengan tangan yang sudah berapa kali dicolokkan jarum suntik.namun,tetap saja tidak ada hasilnya.aku menuliskan apa yang aku rasakan,genap sudah, aku gadis berusia 15 tahun telah merasakan pahitnya kehidupan dengan cepatnya,dan sebentar lagi aku tak akan ada lagi di dunia ini.
“Ira,bangun minum obat dulu ya! Ntar baru istirahat lagi.” Kata bunda
“iya,”aku bangun dan meminum obat.
“bunda,ayah mana?”
“tadi udah pulang,ia lelah menjagamu semalaman.”
“bunda,titip salam buat ayah ya.dan Ira mau bilang kalau Ira sayang sekali dengan bunda,Maafin Ira selama ini ya bunda.mungkin selama ini Ira ngak pernah mau menerima takdir bahwa bunda itu adalah pengganti ibu untuk ayah dan Ira.tapi,bagi Ira bunda sudah menjadi ibu yang baik bagi Ira.” ^>^
“ihh,gimana sih ngomongnya udah ngacau…”kata bunda sambil tersenyum dan mengelus-ngelus kepalaku.
“istirahat lagi ya sayang…” kata bunda yang pergi meninggalkan aku.
“aku yakin …
Tuhan tidak akan memberikan yang aku minta
Tapi,tuhan memberikan apa yang aku butuhkan dan apa yang terbaik untukku.yaitu bertemu ibu disurga.”

Banda aceh,3 juni 2009

0 komentar:

Posting Komentar