Dari Kanan (Delfi, Fika, Kheisya, Widya, Raihan, Fajri, AlJabar) |
Sudah
hampir setahun, aku menjadi seorang pengajar pada TPA Tgk Dianjong,
Peulanggahan. Sebelumnya, sewaktu duduk dibangku SMA aku juga pernah menjadi
pengajar pada TPA Al-Ikhlas yang berada tak jauh dari rumah. Jurusan pada
perkuliahan yang aku ambil bukanlah sebagai seorang pengajar. Tapi dari duduk
dibangku SMA aku senang mengajar. Lebih tepatnya mengajar anak-anak usia dini.
Rasanya luas biasa bisa mengajarkan mereka.
Perlahan
yang aku dapat dari mengajar tak hanya penambahan uang saku saja, tapi ada
sebuah kebahagiaan tersendiri bisa bersama mereka. Meski terkadang tingkah
mereka membuat mood ku jadi tidak pas seharian. Tetapi, dibalik itu semua aku
sangat menanti datangnya waktu untuk bertemu mereka, aku sangat merindukan
mereka dikala libur datang, dan aku begitu bisa tersenyum bahagia saat mereka
menyapa, dan mencium tanganku, begitu bahagia ketika mereka memanggilku,
terkadang mereka berbagi cerita masalahnya kepadaku.
Meski
terkadang mereka penuh ulah anak kecilnya, tapi aku tau mereka takut
kehilanganku, mereka takut jika aku tak kunjung datang satu hari saja. Ketika
mereka di jemput aku yang mengatakan
“hati-hati ya nak,” tapi ketika aku yang lebih dahulu yang pulang, mereka
seperti mengerti. Memberikan perhatian lebih, “hati-hati ya ustadzah,”
Pernah
satu waktu aku berfikir, rasanya ingin sekali kembali lagi seumuran mereka.
Bisa bercanda dengan teman-teman, bisa berlari dan membuat heboh lingkungan
masjid. Rasanya itu biasa aja bagi mereka. Taka da beban, bahkan mungkin hal
yang paling berat beban bagi mereka adalah ketika aku memarahi mereka ketika
mengaji suaranya begitu kecil, tidak singkron dengan ketika bermain, ketika
mereka aku marahi karna tidak dapat membedakan huruf hijaiyah.
Tapi,
setelah itu. Aku dan mereka taka da lagi batas, aku sudah mereka anggap seperti
ibu mereka. Dan aku menganggap mereka sebagai anak sendiri. Terkadang mereka
tidur di pangkuanku, terkadang mereka minta di temenin jika ke toilet,
terkadang mereka mengajakku ikut bermain bola mainan bersama. Terkadang mereka
juga ikut mengajakku bermain keong bersama.
Aku
bahagia punya mereka. Mungkin mereka salah satu kebahagiaan yang Allah beri
untukku nikmati. Dan aku bukan hanya mengajarkan, tapi aku juga belajar dari
mereka. Belajar menjadi lebih baik dan belajar untuk menjadi seorang ibu untuk
suatu saat nanti.
Anakku,
Terima Kasih Sayang
0 komentar:
Posting Komentar