Sampai
pada saat ini, hal yang paling ingin aku teriakk kan adalah “Mamaaa, akuu
sudaah sarjanaaa,”. Terima kasih sekali untuk sosok yang selalu ada dalam
hidup, meski raganya telah 11 tahun tak bersamaku. Tapi, semangat yang selalu
mengalir didalam darah ini adalah semangat yang membara untuk membuat ia selalu
bangga memiliki putri kecil sepertiku. Meski ia tak dapat melihat aku memakai
toga, tapi aku sangat yakin. Ia telah tersenyum melihat aku sudah sampai pada
titik ini saat ini.
Paling
utama, Terima kasih kepada Allah, Tuhan yang memberikan nikmat luar biasa.
Sampai aku berjanji, tak akan pernah ada nikmat yang aku dustakan dari Nya. Aku
yang dulu penuh pikiran negative mengenai hidupku dan masa depan, kini tiba
saatnya aku tepiskan semuanya, kalau sesungguhnya semuanya Allah yang lebih
tau. Dan Allah yang mengatur sekecil apapun permasalahan yang ada dalam hidup.
Debu, angin bahkan detik belaian bulu mata semua Allah yang lebih tau mengapa
demikian.
Setelahnya
adalah Papa, lelaki yang pertama sekali tersenyum ketika aku selesai sidang
dengan nilai A. Aku merasa sampai saat ini tanpa jeri payah darinya tak akan ada
apa-apanya. Untuk bensin menuju perkuliahan saja, aku masih menegadah pada
lelaki ini. Dia yang selalu kutemukan dalam keteduhan, kutemukan dalam ceria,
damai. Namun, dibalik itu semua ia adalah lelaki yang benar-benar menjadi
penopang dalam hidupku.
Aah,
percayalah aku menangis menuliskan ini. Terima kasih tersangat banyak Papa. Tak
tau lagi bagaimana rasanya mengungkapkan ini semua. Aku merasa perjuangan yang
ekstra telah hadir ketika Papa harus membesarkanku tanpa sosok mama. Yang harus
melewati masa-masa kecilku yang selalu rewel, melewati masa remajaku yang
selalu bandel, melewati masa puberku yang selalu egois dan hingga saat ini
melewati getirnya masa dewasa muda yang penuh dengan letupan letupan yang ntah
bagaimana rasanya jadi sosok Papa.
Selanjutnya,
Terima Kasih untuk satu sosok yang telah bersedia tanpa lelah mencintai diri
ini. Meski masih terlalu dini hubungan ini telah terajut, tapi selalu aku
berikhtiar dalam sujud dan doa, bahwa aku meminta kepada Nya agar segera ia
jadikan kau kekasih halalku. Aku tidak menyalahkan takdir, tapi aku selalu
yakin bahwa Allah maha pendengar dan bersedia mendengar semua permintaanku.
Rabb,
sungguh aku mencintai dia. Dia yang telah mampu membuahkan getar cinta dihati
ini, dia yang mampu menjadikan aku lemah dengan perhatiannya, dengan kasih
sayang yang selalu ia tanam disisi sisi hati ini. Kami telah menanamkan janji
ikrar dalam waktumu, semoga dapat kau kabulkan, dapat kau semai cintai ini,
dapat kau mudahkan dan dapat kau lancarkan.
Ya
Rabb, sungguh aku mencintainya karnamu. Dia satu-satu nya semangat yang telah
membuahkan sarjana ini ada. Terima Kasih sayang dan Aku mencintaimu.
0 komentar:
Posting Komentar