Kamu tau bagaimana
rasanya mencintai seseorang, tapi tak bisa bersamanya ? Atau kamu tau bagaimana
rasanya, jika seseorang yg kamu sayang tidak bisa melihat kamu memberi
kebahagiaan kepadanya ?
Aku tau bagaimana
rasanya, rasanya kehilangan seseorang yang belum saatnya untuk menghilang dari
kehidupanku. Sosok itu, adalah sosok wanita terhebat didunia yang ku punya.
Ya. Wanita hebat itu
adalah ibu. Aku dilahirkannya sebagai anugrah pertama cinta nya dengan ayah.
Aku lahir dan besar di gubuk sederhana kami. Aku diberinya lantunan-lantunan
syair kehidupan yang sangat indah, diajarkanku untuk mengenal tuhanku.
Diajarkannya untuk memahami sisi kehidupan yang sampai saat ini masih ku
genggam erat prinsip itu.
Kehidupanku bersamanya
tak pernah tersandung sedikitpun. Meski kami, selalu hidup dalam kata cukup.
Tapi, bahagia yang kurasa sangatlah sempurna.
Namun, Allah menakdirkan
hari itu hadir sebagai hari terakhir aku menatap wajah anggunnya. Sebagai hari
terakhir aku mendengar rintihan kata kata dari mulutnya dan sebagai hari
terakhir untuk aku merasakan kecupannya yang mendarat di keningku.
Hari itu membuat kami
terpisah bukan hanya ribuan kilometer tapi membuat kami berpisah alam yang
berbeda. Hari itu menghancurkan semua mimpi-mimpiku untuk dapat hidup bahagia
bersamanya.
Hari itu, tepat pada
tanggal 26 desember 2004. Sembilan tahun yang lalu, ketika aku masih berumur
sepuluh tahun. Ketika aku mulai menginjakkan kaki menuju masa remaja. Ketika
itulah tak lagi ku temukan sosok ibu.
Kini, aku telah dewasa.
Usia ku, sudah sembilan belas tahun. Tapi, tak sedikitpun aku melupakan atau
bahkan menoreh kenanganku bersama ibu. Aku masih sangat ingat raut wajahnya
hari itu, baju yang ia pakai hari itu bahkan berapa kali ciuman yang ia berikan
kepadaku.
Ibu, kenangan bersamamu
tak akan pernah usai dalam kehidupanku. You are my everythink :)
0 komentar:
Posting Komentar