Waktu tiga hari tak cukup untuk aku mengelilingi kota besar, kota yang dulu pernah menjadi impianku untuk menancapkan cita-cita di kota itu. Setelah beberapa lama tak pernah menjajaki lagi kota metropolitan itu, aku mulai merasa asing. Waktu tiga hari tak dapat membuatku tenang menikmati liburan, segudang tulisan harus aku siapkan dalam waktu tiga hari.
Namun, di balik kesibukkan menyelesaikan tulisan aku harus tetap ke toko buku terbesar di kota ini. Maklum, di kota asalku tak ada toko buku sebesar ini. Banyak buku yang ingin kumiliki, perencanaannya tabungan kali ini akan kubelikan buku-buku yang belum ku miliki. Satu hari penuh, di hari ketiga aku habiskan waktu di toko buku.
Mataku yang berlapis kaca mencoba mencari sisi tiap sisi yang menurutku menarik, menarik untuk menjadi referensi hidup dan menulis. Satu demi satu rak kulewati. Ketika sampai pada lemari bertuliskan "novel", ditangan sudah kupilih empat buku komunikasi untuk perkuliahan. Malam sebelumnya aku mendapatkan pesanan sebuah buku, tampaknya teman yang satu ini sangat menginginkannya. Ku tanya judulnya. Ketika aku ingat, bergegas aku cari di puluhan lemari buku yang berjudul "novel".
Akhirnya dapat. Buku itu hanya tinggal dua disana, tanpa memikirkan berapa harganya ku pilih. Setelah beberapa jam, di tangan sudah ada sekitar enam buku. Jarum jam pun sudah menunjukkan angka 17.00. Aku menuju meja kasir, setelah semua terselesaikan. Aku pulang. Sampai dirumah, aku memang bermaksud untuk memberikannya. Sebagai buah tangan. Aku senang jika seseorang memberikan ku hadiah buku. Aku harap teman wanitaku itu juga akan bahagia menerimanya.
Mengenai harga aku tak keberatan, dari tujuh buku yang aku beli. Harga buku yang aku hadiahkan itu merupakan harga terendah. "Maaf . Aku hanya sanggup memberi itu.".
Terima kasih untuk tulisannya,. Sungguh aku sangat bahagia menerima tulisan yang di buat hanya untukku.
Tulisannya bagus, aku terima ucapan terima kasihmu. Dan kuharap kamu juga dapat menerima ucapan terima kasihku atas tulisan yang telah kau tulis khusus untukku.
Ini Balasan tulisannya, maaf singkat. Terburu-buru nulisnya. Ini juga Special kuberi hanya untuk Anggun. Semoga Buku Bang Tere Liye nya bermanfaat. Dan Anggun di mudahkan nulisnya, sehingga jadi seperti Tere Liye.
Sungguh berjuta rasanya diriku menerima surat via email yang kau tulis. Thanks For Anggun :)
0 komentar:
Posting Komentar